MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
GEOGRAFI DENGAN INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN COOPERATIVE
SCRIPT DI KELAS XI SMA NEGERI 1 BUKAL
ARTIKEL
Diajukan
Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Pada Jurusan Ilmu Dan Teknologi
Kebumian Program Studi S1 Pendidikan Geografi
OLEH
AGUSTINA B. MOHAMAD
NIM : 451 411 067
UNIVERSITAS NEGERI
GORONTALO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2015
Skripsi
Yang Berjudul:
|
Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk
Dipublikasikan
|
LEMBAR
PERSETUJUAN ARTIKEL
|
MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DENGAN INTEGRASI MODEL
PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS XI SMA
NEGERI 1 BUKAL
(Agustina B. Mohamad1, Prof.
Dr. Enos Taruh, M.Pd2, Ahmad Zainuri, S.Pd, MT3) Jurusan
Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi S1. Pend. Geografi
F. MIPA Universitas Negeri
Gorontalo
Email: agustinamohamad@gmail.com
ABSTRAK
Agustina
B. Mohamad. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Geografi Dengan Integrasi Model Pembelajaran Pair Check Dan Cooperative Script di Kelas XI SMA Negeri 1 Bukal”. Masalah utama
penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
geografi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan integrasi model pembelajaran Pair
Check dan Cooperative Script
hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi mengalami peningkatan. Hipotesis
tindakan adalah jika integrasi model pembelajaran Pair Check dan Cooperative
Script digunakan dalam pembelajaran geografi, maka hasil belajar siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Bukal akan meningkat. Jumlah siswa yang dikenai tindakan
yaitu 28 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukal tahun ajaran 2014-2015. Dalam
pengumpulan data digunakan lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan
aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Indikator keberhasilan untuk hasil
belajar apabila secara klasikal 75% jumlah siswa mendapat skor minimal 75.
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan dari 28 orang siswa ada 13 orang
siswa atau 46% memperoleh skor minimal 75, sedangkan 15 orang siswa atau 54%
memperoleh skor kurang dari 75. Ini menunjukkan bahwa presentase keberhasilan
pada siklus I belum mencapai indikator ketuntasan yang ditetapkan. Sehingga
perlu dilanjutkan ke siklus II. Kekurangan-kekurangan pada siklus I selanjutnya
diperbaiki dan disempurnakan pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II
menunjukkan dari 28 orang siswa ada 24 orang siswa atau 85,7% memperoleh skor
minimal 75, sedangkan 4 orang siswa atau 14% memperoleh skor kurang dari 75.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan integrasi model pembelajaran
Pair Check dan Cooperative Script pada mata pelajaran geografi dapat
meningkatkanhasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukal.
Kata
Kunci: Hasil Belajar Siswa, Integrasi Model Pembelajaran Pair Check dan Cooperative
Script.
ABSTRACT
Agustina B.
Mohamad. “Increasing
Students’ Learning Achievement on Geography Subject by Integrating Pair Check
Learning Model and Cooperative Script Learning Model at Class XI of SMA Negeri
1 Bukal.” The problem statement of this research was the lack of students’
learning achievement on geography subject. This research aimed at investigating
whether or not the integration of Pair Check Learning Model and Cooperative
Script Learning Model can increase students’ learning achievement on geography
subject. The research hypothesis stated that the integration of Pair Check
Learning Model and Cooperative Script Learning Modelcan increase students’
learning achievement on geography subject at class XI of SMA Negeri 1 Bukal.
The subjects of research were 28 students of class XI SMA Negeri 1 Bukal in
2014-2015 academic year. The techniques of data collection were teacher’s
activity observation sheet, student’s activity observation sheet, and test of
learning achievement. The indicator of completeness was that if classically
there was 75% of number of students who gained score 75 in minimum. The
research result in cycle I showed that there were 13 out of 28 student or 46%
who gained the score 75 in minimum, while 15 students or 54% gained the score
less than 75. Due to the result in cycle I that was not achieving the indicator
of completeness, therefore it needed to be continued in the cycle II.the
weaknesses in cycle I were improved in cycle II. The result f cycle II showed
that there were 24 out of 28 students or 85,7% who gained the score 75 in
minimum, while the rest 4 students or 14% gained the score less than 75. Thus,
it can be concluded that the integration of Pair Check Learning Model and
Cooperative Script Learning Model can increase students’ learning achievement
on geography subject at class XI of SMA Negeri 1 Bukal.
Keywords:
Students’ Learning Achievement, Integration of Pair Check Learning Model and Cooperative
Script.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran di kelas adalah salah satu tahap
yang sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan terhadap berbagai komponen
seperti: siswa, guru, indikator pembelajaran, isi pelajaran, metode, media, dan
evaluasi. Guru sebagai salah satu mediator dan komponen pengajaran mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran dan sangat
menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena guru terlibat langsung
didalamnya.
Belajar siswa berkaitan dengan motivasi belajarnya,
dalam hal ini hubungan antar siswa di kelas harus terjalin dengan baik. Siswa
yang merasa tidak diterima oleh kelasnya akan merasa tidak betah berada dalam
kelasnya itu, sehingga motivasi belajarnya pun berkurang (Karso, 1993-1994 :
108). Oleh karena itu, guru perlu melakukan tindakan pengkondisian dimana siswa
dapat melakukan kerja sama dalam kelompok yang lebih kecil dan salah satu
strateginya adalah dengan pembelajaran berkelompok atau kooperatif, misalnya
dengan pemberian tugas dan kerja kelompok.
Geografi merupakan salah satu cabang ilmu yang
membahas mengenai fenomena-fenomena alam yang terjadi dikehidupan sehari-hari,
sehingga dalam proses pengajarannya disekolah baiknya menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Penggunaan model
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dapat memudahkan
siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru dan siswa juga dapat ikut
berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarpun
akan meningkat.
Namun pada kenyataannya masih terdapat banyak siswa
yang kurang berinteraksi dalam proses pembelajaran berlangsung dimana peserta
didik cenderung pasif, tidak berani mengungkapkan pendapat, masih kurangnya
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut juga dialami oleh
siswa-siswa kelas 2 IPS yang ada di SMA Negeri 1 Bukal. Seperti informasi yang
diperoleh peneliti melalui wawancara langsung dengan beberapa orang guru bahwa
dalam proses pembelajaran yang dilakukan masih banyak didominasi oleh guru,
serta kurangnya rasa percaya diri siswa dalam mengungkapkan pertanyaannya,
sehingga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran kurang.
Agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran, maka guru harus merubah cara pembelajaran yang selama ini
berlangsung dan memilih suatu metode
atau model pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan lebih berorientasi
pada siswa. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan
integrasi model pembelajaran Pair Check dan
Cooperative Script. Alasan peneliti
menggunakan model ini karena dapat melibatkan aktivitas seluruh siswa. Selain
itu memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks juga menumbuhkan motivasi,
tanggung jawab, kerjasama antar sesama dan keterlibatan belajar.
Berdasarkan uraian diatas dan untuk mengetahui
sejauh mana integrasi model pembelajaran Pair
Check dan Cooperative Script
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi, maka
penulis bermaksud untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Dengan Integrasi Model Pembelajaran Pair Check dan Cooperative
Script di Kelas XI SMA Negeri 1 Bukal”.
METODE
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan akan
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bukal. Adapun objek yang dikenai tindakan adalah
siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 28
siswa, terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Variabel dalam penelitian ini
meliputi:
1. Variabel input
Variabel input pada penelitian ini
adalah kemampuan pembelajaran geografi. Dimana kondisi awal menunjukan bahwa
ketika diberikan pembelajaran goegrafi, siswa belum memahami sehingga kemampuan
masih rendah. Oleh sebab itu perlu perlu adanya perubahan teknik dalam
pembelajaran geografi agar siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
2. Variabel
proses, yaitu semua kegiatan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung,
berupa:
a. penyajian
materi
b. penerapan
model pembelajaran cooperative script
c. pemberian
evaluasi
3.
Variabel output, yaitu terkait dengan skor hasil belajar siswa yang diperoleh
melalui tes, yang meliputi motivasi belajar dan hasil belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
berlangsung selama dua siklus. Rancangan masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
(menurut Kemmis dan Taggart dalam Trianto, 2011). Apabila pada akhir siklus
telah memenuhi ketuntasan belajar, maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
1. Tahap Perencanaan
1) Memohon izin kepada kepala sekolah
untuk memperoleh persetujuan pelaksanaan penelitian
2) Meminta kesediaan dari guru-guru
lainnya sebagai partisipan, guna membantu peneliti dalam memantau jalannya
kegiatan belajar mengajar
3) Merencanakan pembelajaran dengan
integrasi model pembelajaran pair check dan
cooperative script
4) menyiapkan/mengembangkan skenario
pembelajaran
5) melakukan observasi guna
mengidentifikasi masalah
6) Menyusun rencana penelitian secara
menyeluruh yang meliputi siklus tindakannya
7) Menyiapkan perangkat pembelajaran,
antara lain:
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
- Buku sumber atau referensi
- Tes Hasil Belajar (THB)
8)
Membuat
lembar observasi dan tes hasil belajar serta mendiskusikan kriteria acuan dalam
lembar observasi dan tes hasil
9)
Menyusun/menetapkan
format teknik penilai
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (action)
Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini menggunakan rancangan pembelajaran dengan menerapkan integrasi model
pembelajaran Pair Check dan Cooperative Script yang dilampirkan pada
rencana pelaksanaan pembelajaran. Siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan-perubahan yang ingin dicapai untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Pada siklus 1 proses pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.
Siklus I
Setelah tahap perencanaan dilakukan dengan baik, maka tahap
selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan ini
dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang ditetapkan melalui integrasi
model pembelajaran Pair Check dan Cooperative Script yang dilakukan selama
dua kali pertemuan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan integrasi
model pembelajaran Pair Check dan Cooperative Script, sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
- Mengecek kesiapan siswa
- Apersepsi
- Motivasi
- Menyampaikan kompetensi/tujuan
pembelajaran
b. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan konsep
- Siswa dibagi kedalam beberapa tim
yang terdiri dari 4 orang. Masing-masing tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan
mendapat peran pembicara dan pendengar.
- Guru membagikan wacana / materi
kepada siswa untuk dibaca dan mebuat ringkasan.
- Pembicara membacakan ringkasannya
dengan memasukkan ide-ide pokok, sementara pendengar menyimak.
- Guru menanyakan kembali kepada
pendengar tentang isi ringkasan yang telah disimak. Pendengar menjawab serta
memasukan ide-ide pokok untuk melengkapi.
- Pembicara dan pendengar saling
bertukar peran. Semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar, dan
sebaliknya, serta melakukan kegiatan seperti yang diatas.
- Pendengar yang menjawab pertanyaan
guru dengan baik, mendapat kupon dari guru.
- Setiap pasangan saling mencocokkan
jawaban satu sama lain.
- Guru membimbing dan memberikan
arahan atas jawaban dari siswa.
- Kesimpulan siswa bersama-sama dengan
guru.
- Tim yang mendapat kupon diberi
hadiah atau reward oleh guru.
c. Kegiaatan Penutup
- Memberikan evaluasi
- Menyampaikan materi yang akan
dipelajari selanjutnya
- Berdoa sesudah belajar
Siklus
II
Siklus II atau siklus lanjutan ini
merupakan siklus perbaikan. Siklus lanjutan ini dilakukan apabila berdasarkan
hasil refleksi yang dilakukan melaui metode yang digunakan menunjukan bahwa
tindakan siklus sebelumnya belum mencapai indikator kinerja yang diterapkan.
Langkah-langkah tindakan pada siklus II sama dengan siklus sebelumnya, hanya
saja terjadi perbaikan pada aspek-aspek tertentu sesuai dengan hasil refleksi
yang dilakukan, yaitu menyangkut perbaikan proses pembelajaran.
Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan pada siklus II adalah:
1. Mereview dan merencanakan tindakan
baru pada aspek yang belum tuntas.
2. Melaksanakan tindakan baru, serta
memantau aspek-aspek dalam pembelajaran.
3. Mengevaluasi hasil pembelajaran
sesuai indikator capaian.
4. Menganalisis data dan merefleksi.
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi/pemantauan dilakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan tindakan (kegiatan belajar mengajar) melalui lembar
pengamatanm aktivitas guru, aktivitas siswa, dan tes hasil belajar yang telah
dibuat oleh peneliti dan diamati oleh pengamat. Untuk lembar pengamatan
aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa diamati oleh guru mitra
yang ada disekolah yakni guru geografi itu sendiri, sedangkan untuk evaluasi
tertulis dilakukan pada akhir siklus pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk
melihat perubahan perolehan hasil belajar dari siklus sebelumnya yang telah
dilaksanakan.
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan penilaian dan
pengkajian terhadap hasil evaluasi data terkait dengan indikator kinerja siklus
pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk menilai hasil belajar siswa dengan
menggunakan integrasi model pembelajaran Pair
Check dan Cooperative Script yang
akan dilaksanakan pada akhir siklus pembelajaran.
Setelah dilakukan refleksi dapat
diketahui dimana letak kelemahan tindakan yang telah dilakukan dan bagaimana
yang perlu direvisi untuk memperbaiki tindakan berikutnya.
Instrumen Penilaian
Adapun instrumen penilaian yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi:
1. Lembar pengamatan aktivitas guru
dalam pembelajaran
Lembar
pengamatan ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada lembar pengamatan ini, guru mitra mengumpulkan
data dengan cara mengisi aspek-aspek penilaian sesuai ketentuan kriteria dalam
proses belajar mengajar untuk siklusI dan siklus II.
2. Lembar pengamatan kegiatan siswa
selama pembelajaran
Lembar
pengamatan ini digunakan mengamati keaktifan siswa didalam kelas baik secara
individu maupun secara kelompok. Pada lembar pengamatan ini, guru mitra
mengumpulkan data dengan observasi berdasarkan kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung.
3. Hasil belajar menggunakan tes
tertulis
Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian (essay) setelah
menerapkan integrasi model pembelajaran Pair
Check dan Cooperative Script.
Adapun indikator hasil belajar yang digunakan adalah batasan tingkat ranah kognitif
dimana pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).
Teknik Analisis Data
Adapun data yang dianalisis pada
penelitian tindakan kelas ini meliputi data hasil pengamatan pengelolaan
pembelajaran oleh guru, data aktivitas siswa, serta data hasil belajar siswa.
Setiap aspekpengamatan menggunakan skala:
SB = Sangat Baik
B
= Baik
C
= Cukup Baik
K
= Kurang Baik
Selanjutnya dengan mengacu pada
skala penilaian tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian akan diuraikan sebagai berikut:
a.
Untuk
ketuntasan klasikal, digunakan rumus:
b. Untuk ketuntasan hasil belajar,
digunakan rumus:
c. Perolehan nilai rata-rata, digunakan
rumus:
Adapun data aktivitas guru dan aktivitas siswa diolah secara
deskriptif dan menggunakan analisis persentasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung data ini adalah:
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh melalui
tes uraian yang berjumlah 6 butir soal sebagaimana terdapat pada lampiran. Data
hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Rentang Skor
|
Banyak Siswa
|
Persentase (%)
|
85-100
|
2
|
7,14
|
75-84
|
11
|
39,28
|
51-74
|
13
|
46,42
|
25-50
|
2
|
7,14
|
0-24
|
0
|
0
|
Jumlah
|
28
|
100
|
Sumber: Hasi Analisis Data Mei 2015
Berdasarkan analisis evaluasi hasil belajar
menunjukkan bahwa ketercapaian ketuntasan siswa masih kurang. Dari 28 orang
siswa, yang mencapai skor 85-100 hanya 2 orang siswa (7,14%), yang mencapai
skor 84-75 berjumlah 11 orang siswa (39,28%), yang mencapai skor 51-74
berjumlah 13 orang siswa (46,42%), sedangkan yang mencapai skor 25-50 terdapat
2 orang siswa (7,14%). Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa strategi yang
dilakukan oleh guru belum berhasil, dengan melihat ketuntasan secara klasikal
dari 28 orang siswa hanya 13 orang siswa yang tuntas atau mencapai 46%
sedangkan 15 orang siswa tidak tuntas atau mencapai 54%. Hal ini menunjukkan
bahwa belum tercapainya kriteria ketuntasan yang ditetapkan sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus selanjutnya (siklus II) untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh melalui
tes uraian yang berjumlah 8 butir soal sebagaimana terdapat pada lampiran. Data
hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 11. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Rentang
Skor
|
Banyak
Siswa
|
Persentase
(%)
|
85-100
|
13
|
46,42
|
75-84
|
11
|
39,28
|
51-74
|
4
|
14,28
|
25-50
|
0
|
0
|
0-24
|
0
|
0
|
Jumlah
|
28
|
100
|
Sumber: Hasi Analisis Data Mei 2015
Berdasarkan
analisis evaluasi hasil belajar menunjukkan bahwa dari 28 orang siswa, yang
mencapai skor 85-100 berjumlah 13 orang siswa (46,42%), yang mencapai skor
75-84 berjumlah 11 orang siswa (39,28%), yang mencapai skor 51-74 berjumlah 4
orang siswa (14,28%), sedangkan yang mencapai skor 25-50 dan 0-24 sudah tidak
terdapat. Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan
oleh guru sudah berhasil, dengan melihat ketuntasan secara klasikal dari 28
orang siswa ada 24 orang siswa yang tuntas atau mencapai 86% sedangkan yang
tidak tuntas hanya 4 orang siswa atau mencapai 14%. Hal ini menunjukkan bahwa
sudah tercapainya kriteria ketuntasan yang ditetapkan sehingga tidak perlu
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
PEMBAHASAN
Hasil
belajar siswa diperoleh melalui evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB) terhadap
siswa yang dilakukan disetiap akhir masing-masing siklus. Pada siklus I
diperoleh dari 28 orang siswa terdapat 13 orang siswa yang tuntas atau sekitar
46%, sementara masih terdapat 15orang siswa yang tidak tuntas atau sekitar 54%.
Berdasarkan penjelasan tersebut tampak bahwa untuk siklus I belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yakni siswa minimal
memperoleh nilai minimal 75 atau secara klasikal 75% sehingga dinyatakan belum
tuntas. Sedangkan pada siklus II diperoleh dari 28 orang siswa terdapat 24
orang siswa yang tuntas atau sekitar 86%, sementara hanya terdapat 4 orang
siswa yang tidak tuntas atau sekitar 14%. Berdasarkan penjelasan hasil belajar
siswa pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah mencapak
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yakni siswa minimal
memperoleh nilai minimal 75 atau secara klasikal 75%, sehingga pada siklus II
dinyatakan tuntas dan sudah tidak perlu lagi dilakukan perbaikan ataupun
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Penjelasan
diatas tentunya membuktikan bahwa penggunaan integrasi model pembelajaran Pair Check dan Cooperative Script ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
yakni dengan memasukkan ide-ide pokok ketika mempresentasikan ringkasan materi
maupun ketika menanggapi apa yang disampaikan oleh siswa lainnya. Selain itu,
sebagian besar siswa dapat menjawab Tes Hasil Belajar (THB) yang diberikan oleh
guru. Hal tersebut merupakan pengaruh dari penggunaan integrasi model
pembelajar Pair Check dan Cooperative Script pada mata pelajaran
geografi yang menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan
data hasil dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis tindakan
yaitu “jika guru menggunakan integrasi model pembelajaran Pair Check dan Cooperative
Script pada mata pelajaran geografi, maka hasil belajar siswa akan
meningkat” telah teruji dengan benar. Dapat pula diinterpretasikan bahwa
semakin baik pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan integrasi model
pembelajaran Pair Check dan Cooperative Script maka semakin baik
pula hasil belajar siswa.
PENUTUP
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan integrasi model pembelajaran Pair Check dan Cooperative
Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
Hal ini diperoleh dari data hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
Data hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa dari 28 orang siswa,
ada 13 orang siswa yang tuntas atau ketuntasan klasikal siswa mencapai 46%.
Selanjutnya hasil belajar siswa meningkat dengan adanya pelaksanaan tindakan
pada siklus II yakni dari 28 orang siswa, ada 24 orang siswa yang tuntas atau
ketuntasan klasikal siswa mencapai 86%. Sehingga teruji bahwa integrasi model
pembelajaran Pair Check dan Cooperative Script dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Hal ini dapat
menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan integrasi
model pembelajaran Pair Check dan Cooperative Script dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 1 Bukal.
Berdasarkan
kesimpulan tersebut, adapun saran dari peneliti yaitu agar kiranya setiap guru
hendaknya memanfaatkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai koreksi terhadap
pelaksanaan belajar mengajar dikelas sehingga terwujudnya pencapaian mutu
pendidikan dan pengajaran. Integrasi model pembelajaran Pair Check dan Cooperative
Script diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi. Disamping itu dalam melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), guru hendaklah mempersiapkan diri secara fisik maupun
mental juga merencanakan kegiatan pembelajaran dengan baik agar dalam
pelaksanaannya dapat terarah segingga mencapai hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari. 2009. Guru Propesional Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfa Beta.
Dimyanti dan Mudjiono. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Depdikbud.
Dimiyanti,
Mudjino. 2002. Belajar dan pembelajaran.
Jakarta: Rineke cipta.
Fachruddin
Saudagar dan Ali Idris. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta:
GP Press.
Hadi,
S. 2007. Pengaruh Pembekalan Model Cooperative Script Terhadap Ketrampilan
Berfikir Kritis, Ketrampilan Metakognitif, dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa
Laboratorium UM (Makalah Disajikan pada Seminar Tesis). Malang.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda Miftahul. 2013. Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2007. Cooperative
Learning. Bandung: Alfabeta.
Kusnandar. 2007. Guru Profesional (Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru),
Bandung: PT Rajagrafindo Persada.
Lestari R, Linuwih L. 2012. Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check Pemecahan Masalah Untuk
Meningkatkan Social Skill Siswa. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
Purwanto. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Hasil Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Purwanto.
2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Setyoriani Fitri, dkk. 2012. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kombinasi
Think Pair Share Dan Pair Check Pada Materi Segitiga. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian
Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Talipi Hayati Sri. 2012. Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep
Stokiometri Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Gorontalo. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Wiriaatmadja
Rochiati. 2005. Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar